Penelitian dan pengembangan kultivasi mikroalga beserta produk-produk turunannya secara intensif telah dimulai oleh Pusat Studi Energi UGM dengan membentuk suatu grup riset yang berfokus pada pengembangan mikroalga, yaitu Algae Biorefinery Center. Periode awal pengembangan, tahun 2008 – 2012, penelitian terfokus pada studi skala laboratorium tentang koleksi dan isolasi strain unggul mikroalga lokal, optimasi kondisi kultivasi, dan perancangan alat ekstraksi skala laboratorium. Dalam fase ini, penelitian dan pengembangan berjalan dengan dukungan dari Chalmers University of Technology, Swedia, Direktorat Pendidikan Tinggi, serta institusi mitra. Salah satu keberhasilan fase ini adalah identifikasi dan isolasi strain lokal konsorsium Glagah, yang akan menjadi salah satu jenis mikroalga yang akan dikembangkan kemudian. Pada fase ini, kondisi optimum kultivasi mikroalga berhasil ditetapkan, melalui penelitian dengan variabel kondisi pencahayaan, tingkat salinitas, serta perlakuan nitrogen starvation. Di samping itu, riset tentang penggunaan photo bio-reactor untuk kultivasi mikroalga mulai diinisiasi. Di bidang hilir, keberhasilan ekstraksi minyak alga diikuti dengan penelitian dan pengembangan proses transesterifikasi menghasilkan biodisel.
Fase selanjutnya adalah menyiapkan lahan untuk kultivasi mikroalga kapasitas medium-besar (2013 – 2015). Dengan adanya fasilitas kultivasi tersebut, tim Algae Biorefinery Center berhasil memantapkan kultivasi mikroalga dengan sistem open dan close pond. Fasilitas kultivasi tersebut berlokasi di Nogotirto, Sleman, sekitar 10 km dari kampus UGM (lihat gambar). Di awal fase ini, identifikasi mikroalga dan bakteri simbiont pada konsorsium strain lokal unggul berhasil dilakukan. Fasilitas ekstraksi skala medium juga mulai dipersiapkan. Secara simultan, persiapan untuk langkah-langkah inkubasi bisnis mulai diambil mengikuti kultivasi skala medium. Salah satunya dengan melakukan feasibility study untuk produksi biodisel berbasis mikroalga. Di tahap akhir fase ini (2016 – 2020), pengembangan produk turunan mikroalga untuk pangan/nutrisi, farmasi dan pakan ternak mulai dilakukan, disamping pemantapan proses konversi mikroalga menjadi energi baru dan terbarukan. Fase ini juga ditandai dengan dipasangnya sejumlah sensor untuk meletakkan dasar aplikasi sistem untuk penjaminan kualitas dan manajemen energi, termasuk di dalamnya online energy monitoring system.